Powered by Blogger.
RSS

TOSCA 2012 Review PDF

Tanganku berkerut, berkutat dengan air sejak jam 2 hingga 3.30 pagi. Mengerahkan segenap tenaga yang tersisa tuk mengenyahkan tumpukan baju kotor yang sudah bau bacin di kamar mandi sejak beberapa hari lalu. Selalu ada rasa bersalah, membiarkan baju-bajuku yang dibuat ibuku dengan susah payah kemudian begitu saja berubah warna menjadi gelap di beberapa tempat. Tertoreh oleh tinta baju lain karena terlalu lama merendamnya di air detergen. Yasudahlah, baju telah terkena bercak luntur, tak layak lagi dikenakan.
Segenap tenaga ini kusisihkan, tuk mencatat serangkaian sejarah dalam hidupku bersama teman-temanku yang penuh dedikasi, 2 F Kebendaharaan Negara dalam TOSCA 2012 (Treasury Smart Competition and Class Solidarity). Berhari-hari kuhabiskan waktu bersama teman-teman seperjuangan dalam mata lomba senam, Ari, Billy, Nurman, Lala, Lili, Titis, Tisa, Tiwi, Ingga. Dari mulai menyusun dan menghafal gerakan, juga membuat formasi dan mempraktekannya. Sungguh melelahkan menyusun gerakan senam yg berdurasi 10' 23" ini, daku bersama sahabat klikku, Mas Ari, juga Lala dan Lili mencoba membuat langkah-langkah tim menjadi asik, menarik nan semangat. Akhirnya jadilah keseluruhan gerakan dan formasi senam ala kami sendiri. Gerakan buatanku yang mudah dan berulang, gerakan Mas Ari yang unik, koreografis namun menarik, juga Lala Lili yang meski membuat gerakan yang sebentar namun sukses melelehkan keringat di sekujur badan dengan gerakannya yang melompat-lompat berpasangan. Unyu. Unik!
Begitu banyak yang kami curahkan disini, terutama aku sendiri. Setiap hari kutahan malu dengan teman-teman sekontrakan karena membuat rumah berisik luar biasa hingga tengah malam. Sampai pada puncaknya, H-1 tetangga depan rumah menegurku keluar pukul 01.00 karena kami terlalu berisik dan mengganggu para tetangga. Emosiku memuncak, moodku yang sudah buruk, tambah terpuruk. Billy, tak kunjung datang untuk latihan karena ia Kabid Dekorasi di acara ini juga. Seakan hanya memberi harapan palsu ketika ia berjanji akan datang ketika ditanya sore harinya. Pukul 23.00, akhirnya datang juga. Padahal kami telah memutuskan untuk menggantikan orang ini dengan Veda, temanku yang lain.
Kurelakan pula rumah kontrakanku porak poranda karena digunakan sebagai markas pembuatan atribut kelas yang kami putuskan bertema "Bajak Laut". Tali rafia, kardus, plastik, kertas bertebaran dimana-mana. Hingga sesak kumelihatnya, karna tak pernah melihat rumahku sepenuh itu.
We give our best effort, all out! Dengan disertai keluhan demi keluhan yang terucap karna SDM yang bekerja sangat tidak memadai. Tim senam masih harus berlatih, dan kami masih harus membuat atribut yang belum banyak memiliki kemajuan sampai pukul 21.00. Alhamdulillah, satu demi satu orang datang memberikan tenaganya, jadi kami bisa sempat fiksasi gerakan dan formasi. Makian pun sesekali terucap, karena saking banyaknya panitia TOSCA yang berasal dari kelas kami, sehingga yang bisa berkontribusi dalam mendukung kelas kami sebagai peserta sangat kurang, SDM-SDM yang biasanya memimpin malah banyak yang menjadi panitia. Akhirnya semuanya selesai pukul 03.30, yang kemudian membuat Lala Lili berpikiran untuk tidur dirumahku saja.
Hari H, aku sudah bangun awal, namun mata ini masih begitu berat untuk terbuka. Kupejamkan mata kembali setelah kepulangan Lala Lili kekosnya untuk bersiap-siap. Dan celakanya aku baru bangun pukul 08.00, sedangkan acara juga mulai pukul 08.00. Untungnya ada sedikit kemoloran hingga acara baru dibuka pukul 09.00.
Mata lomba pertama, tidak lain dan tidak bukan adalah Senam Sukaria, yang telah kami persiapkan saban hari. Kami kenakan semua atribut buatan kami ketika senam. Tanktop dari kantong plastik merah, rok rafia rumbai-rumbai, gelang rafia rumbai-rumbai, dan topi dengan berbagai bentuk. Fiuh~ Panasnya memakai tanktop plastik, udara terpenjara dalam plastik dan jersey kelas kami yang panas. Namun,  kami bertahan, tetap bergerak kanan dan kiri, meliuk-liukkan badan sesuai gerakan kami. Dengan beberapa pertanyaan yang diberikan selama senam berlangsung, membuat rasa lelahnya semakin membuncah. Ditambah stress yang timbul karena tidak dapat menjawab pertanyaan individu, maupun gagal memperoleh poin dari pertanyaan rebutan. Tak satupun poin yang kami dapat dari pertanyaan rebutan, soal-soalnya sulit, dan mungkin kami memang kurang gesit berpikir dan mengajukan diri untuk menjawab. Sekalinya ditunjuk untuk menjawab, ternyata salah sasaran, yang berhak menjawab ternyata kelas di belakang kami. Emosi awalnya, namun ini hal yang tidak perlu diperdebatkan menurut kami, buang-buang energi.

[ ... jika ada waktu akan saya selesaikan :) ]

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: